Cara terbaik mengendalikan sampah rumah
tangga kita sendiri adalah dengan mengubahnya menjadi pupuk kompos.
Pupuk ini terbuat dari bahan organik dan proses pembuatannya tidak
terlalu rumit karena tidak membutuhkan tempat luas, banyak peralatan,
dan biaya. Kompos berguna untuk memperbaiki struktur tanah, zat makanan
yang diperlukan tumbuhan akan tersedia. Mikroba yang ada dalam kompos
akan membantu penyerapan zat makanan yang dibutuhkan tanaman. Tanah akan
menjadi lebih gembur. Tanaman yang dipupuk dengan kompos akan tumbuh
lebih baik. Hasilnya bunga-bunga berkembang, halaman menjadi asri dan
teduh. Hawa menjadi segar karena oksigen yang dihasilkan oleh tumbuhan.
Pengkomposan
Bahan yang dibutuhkan:
1. Bak atau drum plastik bekas
2. Karung goni atau anyaman bambu
3. Tanah atau paving block
Cara membuat:
Campur satu bagian sampah hijau (sampah organik) dan satu bagian sampah coklat (sampah kotoran hewan) di dalam bak atau drum bekas yang bagian bawahnya ditutupi tanah atau paving block dan sudah diberi lubang agar kelebihan air dapat merembes ke tanah.
Tambahkan satu lapisan tanah atas, campurkan. Biarkan mikroba aktif dalam tanah bekerja mengolah sampah menjadi kompos.
Ulangi lagi proses pertama dan kedua untuk lapisan berikutnya. Tutup drum atau bak plastik dengan karung goni atau anyaman bambu. Proses ini bisa juga dilakukan setiap dua hari sekali.
Setelah tujuh hari, buka dan aduklah pupuk kompos tersebut. Setelah itu tutup lagi. Lakukan proses ini setiap tujuh hari sekali.
Untuk mempercepat pengomposan, dapat ditambahkan bio-activator berupa larutan effective microorganism (EM) yang dapat dibeli di toko pertanian.
Setelah 4-6 minggu, jika campuran pupuk berwarna kehitaman, dan sudah tidak berbau sampah lagi, berarti proses pengomposan sudah selesai.
Ayak dan pisahkan bagian yang kasar, jika perlu. Kompos yang kasar bisa dicampurkan ke dalam bak pengomposan sebagai activator.
1. Bak atau drum plastik bekas
2. Karung goni atau anyaman bambu
3. Tanah atau paving block
Cara membuat:
Campur satu bagian sampah hijau (sampah organik) dan satu bagian sampah coklat (sampah kotoran hewan) di dalam bak atau drum bekas yang bagian bawahnya ditutupi tanah atau paving block dan sudah diberi lubang agar kelebihan air dapat merembes ke tanah.
Tambahkan satu lapisan tanah atas, campurkan. Biarkan mikroba aktif dalam tanah bekerja mengolah sampah menjadi kompos.
Ulangi lagi proses pertama dan kedua untuk lapisan berikutnya. Tutup drum atau bak plastik dengan karung goni atau anyaman bambu. Proses ini bisa juga dilakukan setiap dua hari sekali.
Setelah tujuh hari, buka dan aduklah pupuk kompos tersebut. Setelah itu tutup lagi. Lakukan proses ini setiap tujuh hari sekali.
Untuk mempercepat pengomposan, dapat ditambahkan bio-activator berupa larutan effective microorganism (EM) yang dapat dibeli di toko pertanian.
Setelah 4-6 minggu, jika campuran pupuk berwarna kehitaman, dan sudah tidak berbau sampah lagi, berarti proses pengomposan sudah selesai.
Ayak dan pisahkan bagian yang kasar, jika perlu. Kompos yang kasar bisa dicampurkan ke dalam bak pengomposan sebagai activator.
http://www.kendali.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar