Jumat, 08 Februari 2013

PENANGAN LIMBAH CAIR



Metode dan tahapan proses pengolahan limbah cair yang telah dikembangkan sangat beragam. Limbah cair dengan kandungan polutan yang berbeda kemungkinan akan membutuhkan proses pengolahan yang berbeda pula. Proses- proses pengolahan tersebut dapat diaplikasikan secara keseluruhan, berupa kombinasi beberapa proses atau hanya salah satu. Proses pengolahan tersebut juga dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan atau faktor finansial.
  1. Pengolahan Primer (Primary Treatment)
Tahap pengolahan primer limbah cair sebagian besar adalah berupa proses pengolahan secara fisika.
A.      Penyaringa (Screening)
Pertama, limbah yang mengalir melalui saluran pembuangan disaring menggunakan jeruji saring. Metode ini disebut penyaringan.  Metode penyaringan merupakan cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan-bahan padat berukuran besar dari air limbah.
B.      Pengolahan Awal  (Pretreatment)
Kedua, limbah yang telah disaring kemudian disalurkan kesuatu tangki atau bak yang berfungsi untuk memisahkan pasir dan partikel padat teruspensi lain yang berukuran relatif besar. Tangki ini dalam bahasa inggris disebut grit chamber dan cara kerjanya adalah dengan memperlambat aliran limbah sehingga partikel – partikel pasir jatuh ke dasar tangki sementara air limbah terus dialirkan untuk proses selanjutnya.
C.      Pengendapan
Setelah melalui tahap pengolahan awal, limbah cair akan dialirkan ke tangki atau bak pengendapan. Metode pengendapan adalah metode pengolahan utama dan yang paling banyak digunakan pada proses pengolahan primer limbah cair. Di    tangki pengendapan, limbah cair didiamkan agar partikel – partikel padat yang tersuspensi dalam air limbah dapat mengendap ke dasar tangki. Enadapn partikel tersebut akan membentuk lumpur yang kemudian akan dipisahkan dari air limbah ke saluran lain untuk diolah lebih lanjut. Selain metode pengendapan, dikenal juga metode pengapungan (Floation).
D.      Pengapungan (Floation)
Metode ini efektif digunakan untuk menyingkirkan polutan berupa minyak atau lemak. Proses pengapungan dilakukan dengan menggunakan alat yang dapat menghasilkan gelembung- gelembung udara berukuran kecil (± 30 – 120 mikron). Gelembung udara tersebut akan membawa partikel –partikel minyak dan lemak ke permukaan air limbah sehingga kemudian dapat disingkirkan.  
Bila limbah cair hanya mengandung polutan yang telah dapat disingkirkan melalui proses pengolahan primer, maka limbah cair yang telah mengalami proses pengolahan primer tersebut dapat langsung dibuang kelingkungan (perairan). Namun, bila limbah tersebut juga mengandung polutan yang lain yang sulit dihilangkan melalui proses tersebut, misalnya agen penyebab penyakit atau senyawa organik dan anorganik terlarut, maka limbah tersebut perlu disalurkan ke proses pengolahan selanjutnya.
2.       Pengolahan Sekunder (Secondary  Treatment)
Tahap pengolahan sekunder merupakan proses pengolahan secara biologis, yaitu dengan melibatkan mikroorganisme yang dapat mengurai/ mendegradasi bahan organik. Mikroorganisme yang digunakan umumnya adalah bakteri aerob.
Terdapat tiga metode pengolahan secara biologis yang umum digunakan yaitu metode penyaringan dengan tetesan (trickling filter), metode lumpur aktif (activated sludge), dan metode kolam perlakuan (treatment ponds / lagoons) .
a.       Metode Trickling Filter
Pada metode ini, bakteri aerob yang digunakan untuk mendegradasi bahan organik melekat dan tumbuh pada suatu lapisan media kasar, biasanya berupa serpihan batu atau plastik, dengan dengan ketebalan  ± 1 – 3 m. limbah cair kemudian disemprotkan ke permukaan media dan dibiarkan merembes melewati media tersebut. Selama proses perembesan, bahan organik yang terkandung dalam limbah akan didegradasi oleh bakteri aerob. Setelah merembes sampai ke dasar lapisan media, limbah akan menetes ke suatu wadah penampung dan kemudian disalurkan ke tangki pengendapan.
Dalam tangki pengendapan, limbah kembali mengalami proses pengendapan untuk memisahkan partikel padat tersuspensi dan mikroorganisme dari air limbah. Endapan yang terbentuk akan mengalami proses pengolahan limbah lebih lanjut, sedangkan air limbah akan dibuang ke lingkungan atau disalurkan ke proses pengolahan selanjutnya jika masih diperlukan
b.      Metode Activated Sludge
Pada metode activated sludge atau lumpur aktif, limbah cair disalurkan ke sebuah tangki dan didalamnya limbah dicampur dengan lumpur yang kaya akan bakteri aerob. Proses degradasi berlangsung didalam tangki tersebut selama beberapa jam, dibantu dengan pemberian gelembung udara aerasi (pemberian oksigen). Aerasi dapat mempercepat kerja bakteri dalam mendegradasi limbah. Selanjutnya, limbah disalurkan ke tangki pengendapan untuk mengalami proses pengendapan, sementara lumpur yang mengandung bakteri disalurkan kembali ke tangki aerasi. Seperti pada metode trickling filter, limbah yang telah melalui proses ini dapat dibuang ke lingkungan atau diproses lebih lanjut jika masih dperlukan.
c.        Metode Treatment ponds/ Lagoons
Metode treatment ponds/lagoons atau kolam perlakuan merupakan metode yang murah namun prosesnya berlangsung relatif lambat. Pada metode ini, limbah cair ditempatkan dalam kolam-kolam terbuka. Algae yang tumbuh dipermukaan kolam akan berfotosintesis menghasilkan oksigen. Oksigen tersebut kemudian digunakan oleh bakteri aero untuk proses penguraian/degradasi bahan organik dalam limbah. Pada metode ini, terkadang kolam juga diaerasi. Selama proses degradasi di kolam, limbah juga akan mengalami proses pengendapan. Setelah limbah terdegradasi dan terbentuk endapan didasar kolam, air limbah dapat disalurka untuk dibuang ke lingkungan atau diolah lebih lanjut. 
3.       . Pengolahan Tersier (Tertiary Treatment)
Pengolahan tersier dilakukan jika setelah pengolahan primer dan sekunder masih terdapat zat tertentu dalam limbah cair yang dapat berbahaya bagi lingkungan atau masyarakat. Pengolahan tersier bersifat khusus, artinya pengolahan ini disesuaikan dengan kandungan zat yang tersisa dalam limbah cair / air limbah. Umunya zat yang tidak dapat dihilangkan sepenuhnya melalui proses pengolahan primer maupun sekunder adalah zat-zat anorganik terlarut, seperti nitrat, fosfat, dan garam- garaman. 
Pengolahan tersier sering disebut juga pengolahan lanjutan (advanced treatment). Pengolahan ini meliputi berbagai rangkaian proses kimia dan fisika. Contoh metode pengolahan tersier yang dapat digunakan adalah metode saringan pasir, saringan multimedia, precoal filter, microstaining, vacum filter, penyerapan dengan karbon aktif, pengurangan besi dan mangan, dan osmosis bolak-balik.
Metode pengolahan tersier jarang diaplikasikan pada fasilitas pengolahan limbah. Hal ini disebabkan biaya yang diperlukan untuk melakukan proses pengolahan tersier cenderung tinggi sehingga tidak ekonomis.  
4.       Desinfeksi (Desinfection)
Desinfeksi atau pembunuhan kuman bertujuan untuk membunuh atau mengurangi mikroorganisme patogen yang ada dalam limbah cair. Meknisme desinfeksi dapat secara kimia, yaitu dengan menambahkan senyawa/zat tertentu, atau dengan perlakuan fisik. Dalam menentukan senyawa untuk membunuh mikroorganisme, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
          Daya racun zat
          Waktu kontak yang diperlukan
          Efektivitas zat
          Kadar dosis yang digunakan
          Tidak boleh bersifat toksik terhadap manusia dan hewan
          Tahan terhadap air
          Biayanya murah
Contoh mekanisme desinfeksi pada limbah cair adalah penambahan klorin (klorinasi), penyinaran dengan ultraviolet(UV), atau dengan ozon (Oะท).
Proses desinfeksi pada limbah cair biasanya dilakukan setelah proses pengolahan limbah selesai, yaitu setelah pengolahan primer, sekunder atau tersier, sebelum limbah dibuang ke lingkungan.
5.       Pengolahan Lumpur (Slude Treatment)
Setiap tahap pengolahan limbah cair, baik primer, sekunder, maupun tersier, akan menghasilkan endapan polutan berupa lumpur. Lumpur tersebut tidak dapat dibuang secara langsung, melainkan pelu diolah lebih lanjut. Endapan lumpur hasil pengolahan limbah biasanya akan diolah dengan cara diurai/dicerna secara aerob (anaerob digestion), kemudian disalurkan ke beberapa alternatif, yaitu dibuang ke laut atau ke lahan pembuangan (landfill), dijadikan pupuk kompos, atau dibakar (incinerated).
sumber : witasharer.blogspot.com 

17 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Salam, info blog yang menarik,

    barangkali dari rekan-rekan pembaca dan pemilik ada yang memerlukan tangki fiberglass untuk sistem peyediaan air bersih silahkan hubungi saya 08562200600(WA). ada diskon menarik untuk pemesanan dengan kubukasi (m3) tertentu.

    Terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salah satu pengelolahan limbah secara kimia adalah desinfeksi sebutkan metode-metode yang digunakan dalam desinfeksi

      Hapus
    2. Salah satu pengelolahan limbah secara kimia adalah desinfeksi sebutkan metode-metode yang digunakan dalam desinfeksi

      Hapus
  3. Defoamer , Anti foam, Anti busa

    Silicon base, water base, fatty acid ester base anifoaming, polyglycol base, anti busa, untuk proses industri atau pengolahan limbah.

    Harga :Nego
    Cara Pembayaran. :Tunai
    Jumlah :Tidak terbatas
    Kemas/Pengiriman :Jerry can/ drum

    Saya kirim sample, nego, cocok kirim.

    Alvine
    085697727775
    BB 5F1B 002C

    BalasHapus
  4. Nice post.
    Terima kasih informasinya gan, ditunggu postingan2 berikutnya.
    Water Chemical Solution
    Pengolahan Limbah

    BalasHapus
  5. ilmu yang sangat bermanfaat,,, izin share untuk menambah wawasan masyarakat tentang penanganan dan pengelolaan limbah.thanks

    BalasHapus
  6. Perkenalkan kami dari PT Poly Stamino Indonesia, perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan air limbah industri dan domestik. Kami menyediakan enzim pengurai limbah lemak/minyak, industri, rumah sakit, domestik atau sewage, dan Septic Tank dengan merek BioWasteTM.

    BioWasteTM adalah Enzim Pengurai Limbah Cair (termasuk lemak dan minyak) berbentuk tepung (powder) dengan keunggulan antara lain sebagai berikut:
    • Dapat diaplikasikan pada semua tahap proses pengolahan limbah, termasuk tahap pre-treatment di Grease Trap, Sewage Water Plant (SWP) dan Kolam Ekualisasi.
    • Merupakan konsentrat dan mengandung jumlah CFU (Colony Forming Units) yang sangat tinggi (2-5 miliar bakteri/gram) dengan reactivation rate 95-98%
    • Mengandung bakteri strein fakultatif (dapat bekerja di kondisi aerob dan anaerob), kecuali jenis produk khusus bakteri anaerob
    • Mampu bekerja di pH 5-9, optimal di pH 7-8
    • Tahan terhadap suhu panas sampai 500C
    • Mampu bekerja di kondisi COD dan TDS yang tinggi
    • Mampu mengurai COD dan BOD sampai 95%
    • Tahan terhadap deterjen dan beban limbah yang berlebih (shockloading)
    • Cepat stabil dan mengurai limbah dengan sangat cepat dan efektif
    • Mampu dengan cepat menghilangkan bau busuk yang disebabkan oleh lemak, sewage maupun limbah organik lainnya
    • Mengurai lemak sehingga manjadi cair dan tidak lengket dalam waktu singkat
    • Mencegah pipa tersumbat dan kerusakan pompa
    • Mengurangi endapan lumpur
    • Dll.

    Varian produk BioWasteTM adalah sbb:
    1. BioWasteTM WWTP (untuk limbah rumah sakit dan limbah industri)
    2. BioWasteTM STP (untuk limbah domestik atau sewage)
    3. BioWasteTM FOG (untuk limbah lemak dan minyak, tanah yang terkontaminasi oli dan minyak)
    4. BioWasteTM Septic Tank (untuk limbah septic tank)
    5. BioWasteTM Pond Clarifier (untuk penjernih danau/kolam)
    6. BioWasteTM Anaerob (untuk limbah di tanki/kolam anaerob dan tabung biogas)

    Jenis kemasan: Aluminium Foil 1 kg dan 100 gr

    Untuk mengetahui lebih detail mengenai produk BioWasteTM, bersama ini kami lampirkan presentasi BioWasteTM.

    Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi kami di:
    Telp. 021 29430770 atau email: marketing@polystamino.co.id

    Regards,
    PT Poly Stamino Indonesia
    Grease and Waste Water Specialist
    Jakarta

    BalasHapus
  7. kok cara kerja, fungsi, dan gambarnya ga ada??

    BalasHapus
  8. cv.mass-medan .
    1.menjual media biofilter sarang tawon,
    2.mendesain, membuat, dan juga perbaikan sistem IPAL
    3.menjual enzym bakteri utk pengolahan limbah
    silahkan hubungi cv.mass-medan 0822.1844.7182

    BalasHapus
  9. Makasih info nya gan...ditunggu artikel selanjutnya..

    PT.Mega Chemical Indonesia

    Production,Supply dan Services.

    We are one of Leading Manufacturers and exporters of Industrial chemicals and water treatment chemicals such as aqua ammonia/ Ammonium hydroxide 25%,liquid polyaluminum chloride (PAC), quick lime, ferrous base coagulant and other alum base coagulant.

    Jl. Raya Jonggol-Cikarang KM.1 No.18 Sukamanah, Jonggol Bogor, Jawa Barat , Indonesia 16830

    Fax.021-89930591

    Sales Engineer email:

    kasman.syarif@megachemical.co.id

    0813 89451 345

    BalasHapus
  10. Bagan alur dari proses pengolahannya nggak ada. terlepas dari itu sudah lengkap.

    BalasHapus
  11. Gan....untuk limbah glue water base gmn cara mengurainya ya..pake bahan kimia apa saja...

    BalasHapus
  12. Menjual berbagai macam jenis Chemical untuk cooling tower chiller dan waste water treatment,STP dll untuk info lebih lanjut tentang produk ini bisa menghubungi saya di email tommy.transcal@gmail.com
    Hp:081310849918

    BalasHapus
  13. Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical,oli industri, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan konsultasi kepada Anda mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.

    Salam,
    (Tommy.k)
    WA:081310849918
    Email: Tommy.transcal@gmail.com
    Management

    OUR SERVICE
    Boiler Chemical Cleaning
    Cooling tower Chemical Cleaning
    Chiller Chemical Cleaning
    AHU, Condensor Chemical Cleaning
    Chemical Maintenance
    Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
    Degreaser & Floor Cleaner Plant
    Oli industri
    Rust remover
    Coal & feul oil additive
    Cleaning Chemical
    Lubricant
    Other Chemical
    RO Chemical

    BalasHapus